Jumat, 25 Oktober 2013

Touring To Kendari With Slipform Rider Comunnity





Tour To Kendari
4-6 oktober 2013
Slipform Rider Community.
Penulis  : Yelmus Samaili


Kali ini saya akan menuliskan tentang perjalanan/ tour ke kendari dengan slipform rider community.
Touring terjadi diluar perencanaan, dimana kami mengerjakan sebuah proyek di sengkang’, tepatnya di desa patila, kabupaten wajo, sulsel, berbentuk power plant. Selama proses design dan konstruksi, sangat menyita tenaga dan pikiran, nah, untuk itulah kami berpikir untuk melakukan rileksasi dengan mengadakan perjalanan motor.
Ide ini pertama kali muncul saat saya berdua dengan bro Lalu melakukan kunjungan kerja ke Patila-sengkang tempat dimana proyek itu di bangun. Saya berdua didalam mobil, ditengah jalan tiba-tiba beliau mengajukan pertanyaan katanya: “  ayo kita berdua touring ke Lombok?”.. saya menjawabnya “ ayo, pakai apa?”… bro lalu kemudian menjawab “ pakai motor”. Saya pun bingung, kan dia ngak punya motor.
Beberapa saat kemudian hal ini saya sampaikan pula ke Bro agung, jawabnya “ serius?” , dia juga ngak punya motor. Sedangkan saya kebetulan dari sejak tahun 2011 sudah memiliki CBR 250R.
Akhirnya, bro Agung dan Bro Lalu pun membeli kendaraan yang sama dengan saya dengan versi yang lebih tinggi , repsol Honda ABS system, demi untuk melakukan touring.
Setelah motor mereka ada, kami melakukan perjalanan kecil-kecilan, ke bili-bili, malino dan sengkang’ untuk melatih perjalanan jauh nantinya.
Berbagai persiapan pun dilakukan, dari estimasi anggaran, logo, stiker, spanduk, baju dan stempel, semua sudah dilakukan untuk touring ini. Lombok adalah tujuan utama dari touring awal.
Akan tetapi, seiring waktu dan situasi dan kondisi, akhirnya diputuskan untuk merubah tujuan dari touring yaitu kendari. Hal ini terpaksa dilakukan karena waktu untuk ke lombok minimal 6 hari, biaya juga sangat tinggi sedangkan persiapan sangat singkat.
Dibukalah pendaftaran dengan maksimal peserta 12 orang, semua karyawan PT.Slipform Indonesia.
Peta Perjalanan Touring

Estimasi perjalanan normal sesuai dengan peta berkisar : 762 km untuk pergi-pulang termasuk dengan perjalanan laut. Sedangkan khusus perjalanan darat dengan motor  442km pergi-pulang.
Waktu tempuh perjalanan untuk normal, sengkang’-bajoe : 1 jam. Kolaka-kendari 3 jam.

Tujuan tour : kendari. 

Sekilas tentang kendari:
Kendari adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kendari diresmikan sebagai kotamadya (kini kota) dengan UU RI No. 6 Tahun 1995 tanggal 27 September 1995. Kota ini memiliki luas 296,00 km² (29.600 Ha) dan berpenduduk 200.474 jiwa (2000)[1].

Dalam tulisan Sejarah Kota Kendari yang dikarang oleh Prof. Dr. H. Anwar Hafid, M.Pd, (beliau  S1 pend.Sejarah,  S2 dan S3 jurusan pendidikan luar sekolah), disebutkan bahwa nama Kandari telah ditemukan dalam tahun 1926, kemudian dalam kata pengantar Wali Kota dan Ketua DPR pada saat itu memperkuat pendapat mereka, dan yang memberi nama adalah orang-orang Belanda. (Lihat Sejarah Kota Kendari, Bandung: Humaniora, tahun 2006 hlm. 30). Maupun karya-karya seperti Prof. Dr. Abdurrauf Tarimana, dan Prof. Dr. Rustam Tamburaka). 

Menulis sejarah bukan masalah guru besar tetapi harus dibekali dengan metodologi sejarah, filsafat sejarah, dan terutama kemampuan membaca sumber-sumber sejarah berkaitan dengan language sources terutama Bahasa Belanda.  Evidensi ini merupakan kesalahan fatal dan menyesatkan. Beberapa tulisan tersebut di atas sifatnya melegenda, dan anakronisme tidak berdasarkan urut-urutan waktu.

Setiap generasi dapat menuliskan sejarahnya, karena sejarah adalah dialog tanpa akhir. Sejarah bisa ditulis ulang jika seorang sejarawan menemukan fakta baru berupa sumber-sumber baru atau interpretasi baru. Mereka harus siap dikritik karena itulah ciri orang ilmiah bersifat terbuka, dan ilmu bersifat relativitas atau memiliki keterbatasan.
Berikut sejarah penamaan Kandari atau Kendari diberikan oleh orang-orang Portugis dan sudah ada sejak abad ke-16. Sumber yang menjelaskan hal tersebut berasal dari laporan Controleur Kendari bernama  L. Fontjine dalam tulisannya berjudul “Adatstaatsinstellingen van Indonesische Rechtgemeenschappen” bahwa penyebutan istilah Raja, Hadat, dan Laiwui sebenarnya bukan berasal dari daerah ini dan pada masa itu tidak terdapat istilah-istilah ini. Hal ini menjadi jelas bahwa istilah ini diperkenalkan dan dipergunakan oleh wakil pemerintah Hindia Belanda. 

Nama Laiwui menjadi muncul disini oleh karena menurut sebuah cerita berasal dari ketidaktahuan orang-orang Portugis dan penduduk pribumi. Pada saat itu orang Portugis menanyakan nama daratan ini kepada penduduk dan penduduk mengira bahwa orang Portugis menanyakan dimanakah terdapat air minum?-maka dijawab dengan “Laiwui”  yang berarti “banyak terdapat air”. 

Sejak itulah maka daratan ini oleh orang-orang asing disebut dengan nama Laiwui. Lihat juga tulisan J. Paulus “Encyclopaedie van Nederlandsch Indie, Leiden: Martinus Nijhoff, 1917, menjelaskan tentang nama Laiwoi dan Kendari. Fakta ini diperkuat bukti dalam tulisan Jasper dalam laporan perjalanannya dari teluk Kendari ke teluk Lasolo tahun 1926.

Pada permulaan abad ke-15 pada saat bangsa Portugis berlayar kearah timur mencari kepulauan  Maluku yang terkenal dengan rempah-rempahnya, mereka singgah di teluk Kendari tersebut. Pada saat perlawatannya ke daerah ini mereka bertemu orang yang membawa rakit yang terbuat dari bambu dengan menggunakan dayung panjang. Orang Portugis tersebut segera mendekati simpembawa rakit, kemudian menanyakan nama kampung yang mereka singgahi. Orang yang ditanya tersebut mengira bahwa portugis itu menanyakan apa yang sementara dikerjakannya, sehingga langsung dijawab Kandai yang artinya dayung atau  (mekandai) mendayung. 

Jawaban orang tersebut dicatat oleh orang Portugis sebagai pertanda bahwa kampung yang mereka masuki itu bernama Kandari. Akhirnya nama Kandai menjadi Kendari akibat penulisan. Sebagai contoh nama Mekongga dalam naskah Lagaligo disebut Mengkoka sedangkan dalam naskah lontarak Luwu disebutkan Mingkoka, dan dalam beberapa tulisan maupun laporan Belanda, Jerman menuliskan dengan nama Mingkoka, Bangkoka, Bingkoka. (Lihat Basrin Melamba, Kota pelabuhan Kolaka di Kawasan Teluk Bone,1906-1942, 2010). Bandingkan dengan penulisan nama Magelang, Surabaya, Pontianak, Pekalongan, Buton, dan beberapa nama kota lama di nusantara.

Dalam peta VOC daerah ini sudah dikenal sebagai daerah Laiwoi. Pasca penandatangan Perjanjian Bongaya, pada abad ke-17 dan 18, daerah ini sudah disebutkan Laiwui dengan kedudukanya di Kendari sebagai Vassal of Luwu atau dicaplok oleh Luwu sebagai bagian dari kekuasaannya. (Lihat Jan M. Pluvier, Historical Atlas of South-East Asia, E. J. Brill, Leiden-New York-Koln, 1995), tetapi dalam kenyataannya Luwu tidak secara utuh menguasai daerah ini, meskipun dalam sejarah Konawe diakui bahwa Luwu pernah melaksanakan ekspedisi ke daerah ini pada masa pemerintahan Mokole Lakidende bergelar Sangia Ngginoburu abad ke-17.(lihat Baden, 1925)

Peserta  touring to Kendari:



Hari Pertama, 3 oktober 2013.
Bro Pur tiba dari Makassar tengah hari dan mempersiapkan kendaraannya, mengikat tas pada motor dan mengecek semua kondisi kendaraan. Sejak kedatangan Bro Pur, aroma touring mulai terasa, yang membuat banyak karyawan PTSI jadi tertarik dan ingin ikut touring bersama. Akan tetapi, sesuai dengan permintaan awal hanya dibatasi dengan 12 personil saja.

Jadwal kapal untuk penyeberangan jam 17 wita. Karena bro Lalu harus menunggu sampai start up steam turbine selesai, sehingga keberangkan khusus dia harus diundur waktunya untuk ke bajoe, tempat letak pelabuhan penyeberangan. Untuk menemani bro Lalu, akhirnya saya tinggal untuk nantinya bersama-sama ke bajoe menyusul teman-teman.
Akhirnya untuk kepelabuhan dibagi menjadi 2 kelompok, 10 orang start pertama dan 2 orang start berikutnya. Kelompok pertama berkumpul dahulu di rumah bro Firman yang berada di jalan besar yang rencananya akan di briefing dan dipimpin oleh bro Pur. Satu-satu bikers keluar pabrik agar tidak menimbulkan gangguan.  Pada saat bro Pur akan keluar dan memundurkan motornya, tiba-tiba ada kerusakan terdeteksi, kebetulan yang melihatnya bro Cudding, salah satu karyawan PTSI. Sangat beruntung melihatnya segera, jika tidak bisa menimbukan kecelakaan di jalanan. Ternyata baut pegangan dari kampas rem motonya lepas dan akan menggangu system pengereman. Segera diperbaiki ditempat itu, yang beruntungya lagi memiliki alat untuk membuat baut penggantinya.
Rupanya, bikers lain yang berada dirumah Bro firman, Khawatir dan tidak sabar lagi untuk segera melakukan perjalanan ke Bajoe, berhubung harus melapor ke pihak penyeberangan untuk kepastiannya. Mereka kemudian menelpon saya, dan saya katakan berangkat saja, jangan lupa safe riding.
Mereka kemudian berakat pukul 2.30, Nah rupanya disini sebuah kesalahan yang kami lakukan, di group pertama semua bikers baru pertama kali jalan berombongan, tidak dilakukan briefing dan pengarahan teknik berkendara, walaupun buku panduannya sudah saya berikan. Bro Pur sendiri motornya blum selesai pada saat rombongan pertama berangkat dan dipimpin oleh bro Agung.
Informasi dari teman-teman, karena mereka semua baru, kecepatan juga tinggi, tidak teratur dan akhirnya terjadi sebuah kecelakaan, dimana awalnya bro Andri nyaris menabrak seorang ibu yang akan berbelok tanpa menghidupkan lampu weser, kemudian bro Aswar yang berada dibelakang  dari bro Andri, tidak dapat menghindari dan akhirnya terjadi tabrakan.
Sementara saya, bro Lalu dan bro Pur, berangkat ke Bajoe, pukul 3.10 dan dipimpin oleh bro Pur.
Memang kecepatan kami cukup kencang demi untuk segera menyusul crew lain yang menunggu di bajoe. Tidak banyak pemandangan yang bisa saya nikmati dalam perjalanan sengkang’-bajoe karena kecepatan kami,  dan hanya menikmati tikungan dan sensasi kecepatan saja.
Beberapa kilometer sebelum kota bone, di sebelah kanan jalan saya melihat kerumunan orang yang saya curigai ada sebuah kecelakaan, sempat terpikir saat itu, jangan-jangan salah seorang biker yang kecelakaan?, tapi karena saya tidak melihat motor mereka akhirnya saya tetap meneruskan perjalanan. Waktu tempuh kami dari sengkang’-bajoe selama satu jam. Akhirnya kami mendapati mereka di gerbang pelabuhan, yang ternyata beberapa orang pergi mencari teman yang benar-benar kecelakan di tempat tadi yang saya lihat.


Berpose sambil menunggu menjemput biker yang kecelakaan

Kira-kira 30 menit kemudian,  bro Aswar yang mengalami kecelakaan tadi pun sampai, dan menceritakan kronologis kejadiannya. Menurut bro Andri, sebenarnya si ibu itu tidak masalah, motor juga bisa digunakan dan tidak ada cedera serius, tapi preman yang ada disitu ngotot akhirnya cerita jadi panjang, walau akhirnya urus masing-masing kendaraanya untuk diperbaiki.

Bro aswar dan motor ninjanya

Setelah istrirahat sejenak, kami pun dipanggil untuk masuk kearah pelabuhan, dimana semua urusan tiket di urus oleh bro Firman.
Banyak kejadian  selama dipelabuhan ini, karena kapal delay lagi sekitar 3 jam. Sambil menunggu, kami parkir motor sambil foto bareng di parkiran.

 Foto bareng di bajoe
Kira-kira 20 menit lamanya kami diparkiran ini, trus menuju kearah kapal, pada saat hampir masuk kekapal  kami disuruh keluar kembali lagi karena akan diatur masuknya satu persatu dan inilah yang membuat kapal terlambat berangkat. Bus bus dan truk muatan berat satu persatu masuk kekapal.
  
 SPG Rokok





 Sambil menunggu antrian, eh ada spg rokok GG , akhirnya semua jadi korban, pada beli rokonya demi mendapatkan fotonya hehehe.










Kapal Menuju Kolaka
Kapal menuju kolaka.
Pukul 18.15, semua motor sudah stay di kapal, tapi harus menunggu sampai semua mobil masuk. Dikapal, kami menyewa tikar untuk tempat tidur kami, harganya 25 ribu per tikar, total tikat 4 buah.
Suasana dikapal.
Harga tiket kapal motor dan 1 orang , 200 ribu rupiah untuk sekali pergi.








Pukul 20.00, kapal akhirnya berlabuh menuju kolaka di Sulawesi tenggara. Untuk kapal yang kami tempati saat ke kolaka, sangat jauh berbeda dengan kapal saat kembali dari kolaka. Saat pergi ini, kondiki kapal sudah tua, kecil dan isi kapal penuh dengan truk dan bus. Saat mulai berjalan, sangat terasa ombaknya, walau Cuma kecil ombak, kapal begitu goyang. Jika kita berjalan seperti orang yang mabuk, sangat tidak menyenangkan. 

Beberapa teman langsung tidur, karena pusing. Saya kemudian mengajak mereka main domino. Cuma akibatnya kepala makin pusing, bahkan sampai ada yang muntah hehe.
Kapal  sudah berjalan kira-kira 4 jam, dan tepat berada di tengah lautan, wow.. ombak agak besar, kapal begitu goyang, sampai-sampai mobil truk pengangkut barang harus diikat lagi dengan kuat agar tidak bergoyang lebih.

Sabtu, 5 oktober 2013
Akhirnya, setelah melewati  8 jam perjalanan yang begitu berat, kami pun tiba di pelabuhan kolaka tepat pukul 4 subuh. Untuk turun pun harus antri, beberapa orang diantara kami bisa lebih dahulu keluar dan menunggu di parkiran luar jalan



Pelabuhan Kolaka


Menunggu biker lain turun dari kapal


Kolaka-Kendari
Setelah berembuk, kami akhirnya memutuskan untuk istrirahat sejenak di kolaka, mencari warung untuk sekedar sarapan dan minum kopi. Sebelum keluar dari pelabuhan, ternyata setiap kendaraan motor harus membayar 15ribu ke pos, tidak tahu untuk apa, saying sekali banyak sekali pungutang, tapi fasilitas sangat tidak memadai. Untuk urusan ini bro firman yang mengurusnya, kemudian kami beranjakan mencari warung, dimana posisi saya di belakang road captain. Setelah keliling, ternyata tidak ada warung ataupun pertamina yang buka jam segitu, sehingga  kami memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke kendari. Saat akan meninggalkan kendari, tepatnya di bundaran, tiba-tiba hp saya bordering, ternyata dari bro lalu. Dia dan bro firman ketinggalan dibelakang, dan saya menjemputnya di terminal dekat atm mandiri, sementara rombongan lainnya telah menuju kendari. Setelah berjumpa dengan bro lalu dan bro firman, kami mengeber motor untuk mengejar rombongan didepan. Setelah berjalan meninggalkan kolaka kira kira 3 kilometer, kami berjumpa dengan rombongan yang didepan karena mereka balik ke kolaka akibat 3 motor ninja 150cc kehabisan bahan bakar. Itulah enaknya menggunakan motor 4 tak, lebih irit BBM. Kami kembali kekolaka dan mendapati warung dan bensin eceran. Kami beristirahat, isi bensin dan melakukan briefing untuk menuju ke kendari.
iefing sebelum ke kendari
 




Hasilnya, segala petunjuk maupun informasi gerak tubuh sudah dimengerti oleh semua bikers, dan Bro pur bertugas sebagai Road Captain dan Foreder, saya sebagai closer dan sweeper.
Pukul 05.15, kami menuju kendari dengan rute Unaaha-kendari.

Jarak tempuh kolaka kendari 154 km. karena telah melakukan briefing, maka perjalanan kolaka-kendari lebih rapi, batasan kecepatan dan susunan barisan pun sangat baik. Berkendara mulai merasakan nikmatnya, setiap tikungan tidak merasakan khawatir lagi. Jarak antara kendaraan pun cukup aman, walau kondisi masih gelap.
Setelah berjalan 1 jam,  kami sampai di hutan pinus, dimana sebelum sampai disini harus berbelok belok dan mendaki, kondisi jalan juga relative bagus, walau ada di beberapa tempat  berlubang dan sedikit longsor.
Dihutan pinus ini, hawa udaranya dingin dan sejuk, polusi udara kurang, sehingga kami bernafas sangat nikmat. Karunia Tuhan yang besar, membawa kesehatan. Kami menikmati tikungan tikungan yang menyenangkan, walau sedikit lelah akibat tidak tertidur semalam, tapi karena alamnya yang menggoda, dimana cahaya sudah mulai Nampak, memacu kami untuk lebih bersemangat.
Maka tibalah kami dipemberhentian untuk sekedar makan indomie dan minum kopi hangat sambil beristirahat dan berfoto ria.
Foto Suasana di warung di hutan pinus








Berfoto di pinggir jalan dan warung hutan pinus

Kurang lebih 30 menit kami berada di sini dan melanjutkan perjalanan kira-kira pukul 6.45 wita. Badan terasa segar dan tidak merasakan lapar lagi sejak habis makan, mendorong kami untuk bersemangat menaklukkan perjalanan ke kendari. Medan awal setelah istirahat adalah jalan menurun dan berbelok-belok. Masih dalam suasana yang sejuk dan dingin dimana matahari belum menampakkan dirinya.
Formasi barisan masih tetap teratur dan laju perjalanan juga masih stabil di kisarn 60 kpj.  Menyusuri jalanan hutan pinus ini serasa tiada bosannya, dengan pemandangan yang eksotis dan embun pagi masih terlihat, membuat suasana begitu sempurna untuk dilalui.
Perjalanan dari hutan ke unaaha kurang lebih 1 jam, memasuki kota unaaha, sepertinya kota ini belum ada perubahan, sejak 3 tahun lalu saya lalui masih belum ada perubahan yang berarti. Jalan-jalan masih banyak yang berlubang dan blum asri karena pepohonan untuk pelindung matahari dan hijau masih sangat kurang.


Kami melanjutkan perjalanan, dengan pemandangan rumah-rumah penduduk di sepanjang kiri-kanan jalan. Tidak terdapat  atau sangat kurang melihat perkebunan, karena sambung menyambung rumah yang dilihat. 30 menit setelah unaaha-konawe, kami sampai di tempat peristirahatan. Dimana di tempat ini tersedia warung-warung yang berjejer rapih dengan hidangan utama jagung rebus. Hemmm.. rasanya asik untuk di jadikan persinggahan karena juga menyediakan dipan untuk tempat baring kalah merasah lelah.











                                                                                                                              
Hampir sejam kami disini untuk makan jagung dan minum the hangat, kemudian melanjutkan perjalanan kekendari. Jarak tempuh ke kendari sekitar 60 kiloan lagi. Kurang lebih sejam lah.
Menyusuri jalan kekendari ini lebih di dominasi dengan pemandangan rumah, sepeti  halnya dengan sebelumnya. Beberapa jalan juga masih mengalami kerusakan tapi tidak banyak. Jalan berbelok akan tetapi masih menyenangkan. Performa motor juga masih handal untuk dilalui, itulah hebatnya CBR hehe.. irit dan handal.
Memasuki  gerbang selamat datang di kendari kira-kira pukul  10.10 wita, kami pun singgah sejenak untuk foto bersama, sekaligus menunggu jemputan dari HOTICK kendari.


Sesi foto di sini cukup lumayan banyak juga, akan tetapi sedikit saja di tampilkan berhubung file nya nanti akan besar.
Akhirnya jemputan pun data, cukup kaget juga ternyata di kawal oleh PM kendari, sebuah kejutan akhirnya.

Kami pun dikawal dan diarak menuju kendari, dengan pengawalan mereka ternyata membuat suasana lebih hidup, Cuma, wahh mobil dan motor pada minggir semua hehehe.
Kami pun tiba di warkop, lupa nama jalannya, sejenak kami ngopi dan berkenalan dengan mereka.


Setelah mengobrol sejenak, bro Agung dan bro Lalu pergi untuk memesan kamar, tepatnya di hotel Horizon kendari

Kamarnya relative bersih, parkiran luas. Harganya 390 ribu/nett. Rasa lelah segera akan di obati dengan tidur.
Kira-kira pukul 5 sore, saya mendengar dering hp, ternyata dari bro Pur dan bro Slamet untuk segera merapat di MTQ tempat berkumpulnya klub motor,  sementara saat itu Honda sedang mengadakan event motornya. Dengan meminjam motor bro Lalu (karena yang terkeren motornya hehe) saya pun menuju tempat itu dengan bro Ichsan.
Wah ternyata, sekali lagi penampilan CBR 250 repsol menjadi primadona di temapat itu.
Sore itu aca menjadi seru, dan bro Agung sangat bersemangat untuk segera memodif cbrnya hehe

















Selepas itu kami pun melanjutkan makan malam di warung moroseneng, lumayan lapar juga, jadi cukup lahap makannya.




Selepas makan malam, beberapa teman kembali ketempat acara tadi, saya ke hotel untuk istirahat sejenak, soalnya masih capek.
Kemudian kita melanjutkan acara di pinggir pantai jalur dua, tampat favorit anak muda kendari untuk menghabiskan malam minggunya.




Sampai jam 11 malam kami ditempat ini, minum kopi, menyanyi karoke dan ngobrol. Beberapa komunitas datang dan kami pun berkenalan, mulai dari Bison dan Thunder.
 Ternyata bakat nyanyi bro firman, tapi lagu dangdut rhoma irama hehehe… awalnya pura-pura serak, eh ternyata 3 lagu langsung bawakan wkwkwk..  bro slamet juga urut menyanyi di tempat ini.




                  
Bro friman menyanyi sambil pakai safety

Setelah acara ditempat ini, kami pun balik kehotel, dan acara bebas.. masing-masing pergi dengan tujuannya sendiri-sendiri, tapi ada juga yang istirahat tidur.
Minggu, 6 oktober 2013.



Pagi hari kami pun bangu, seperti rencana, jam 11 kami pun check out dari hotel.
Setelah melakukan persiapan2 untuk kembali, kami pun di jemput kembali oleh HOTICK, memang luar biasa mereka, walau kami mempunyai acara sendiri sebenarnya, tapi melihat jamuan dan persaudaraan mereka, kami pun mengakui  dan berterima kasih untuk bantuan dan sambutan yang luar biasa.
Kami di arak menuju warkop, sekedar untuk ngopi dan makan indomie, sekaligus memberikan cinderamata.
Suasana begitu cair denga canda tawa. Lebih lagi ketika ketua Hotick dan istri anaknya datang.
Sekali lagi terima kasih buat HOTICK kendari.




Jam 14.00 kami pun balik dari kendari menuju kolaka, beberapa bro-bro HOTICK mengantar kami sampai dibatas gerbang, dan ada juga seorang yang sampai di warung jagung.
Perjalanan kembali tidak terlalu saya ulas karena relative sama suasananya, hanya saja perjalanan kendari-kolaka pada siang hari. Sekali kami singga untuk mengisi bahan bakar.
Kami pun singgah istirahat di hotan pinus yang lain, untuk mengisi perut yang lapar, lagi-lagi indomie menu andalan.
Pukul 6 kami pun beranjak meninggalkan warung, dan tiba dipelabuhan kolaka pukul 7 malam.
Selah urus sana-sini, akhirnya kami pun masuk kekapal..
Suasana sangat berbeda dengan kapal sebelumnya, bersih, tenang dan rapih. Setelah memarkin kendaraan, kami pun menyewa tikar lagi 100ribu untuk 3 tikar. Kami dapat tidur dengan nyeyak. Kapal berangkat menuju bajoe pukul 9 malam.
Foto2 di perjalanan pulang tidak ditampilkan karena tidak tahu filenya mungkin hilang.
Senin,7 oktober 2013.
Kapal kami sampai di bajoe pukul 4 subuh, dan melanjutkan perjalanan ke sengkang’. Di Bajoe kami akhirnya berpisah dengan bro Pur karena harus kemakassar.  Saya pun menjadi Foreder untuk kesengkang. Masih ada drama bahan bakar lagi di motor Ninja 150, dimana hampir habis BBM mereka. Untungnya ada toko yang buka dan menjual bensin eceran, maka selamatlah hehe.

Kami pun sampai di patila sengkang’ pukul 6 pagi, kemudian disuguhi kopi oleh bro firman yang menjadi tuan rumah.
Kami pun bubar disitu.

Akhirnya, selamat menikmati ulasan ini, kita berjumpa pada ulasan touring berikutnya


-----------------terima kasih ----------------terima kasih---------------terima kasih----------------------
Makassar,  23 oktober 2013.
Penulis, yelmus samaili


Tidak ada komentar:

Posting Komentar